get app
inews
Aa Text
Read Next : Pilu! 4 Gadis di Medan Diperkosa Ayah, Paman dan Kakek, 2 di Antaranya Hamil

Jejak Permaisuri dan Anak Sri Sultan Hamengku Buwono V yang Dimakamkan di Manado

Sabtu, 14 Agustus 2021 - 09:13:00 WITA
Jejak Permaisuri dan Anak Sri Sultan Hamengku Buwono V yang Dimakamkan di Manado
Makam Permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono V, Kanjeng Ratu Sekar Kedaton di Mahakeret Barat, Kota Manado. (Foto: MPI/Subhan Sabu)

Yang dimaksud Pondol Keraton oleh Al Buchari merupakan Kampung Pondol tempat berdirinya sebuah keraton yang diperkirakan berada di antara Gereja GPdI Pusat Manado dan sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Sam Ratulangi 4 sekarang ini.

Sementara Pondol Raden Mas berada di Masjid Al Muttaqin, Jalan Sam Ratulangi 5 yang diyakini merupakan tempat tinggal dari putra Sultan Hamengku Buwono V. Dahulu Masjid Al Muttaqin berada di dekat pantai, karena terkena abrasi dipindahkan ke lokasinya sekarang ini. Masjid Al Muttaqin di Pondol ini merupakan masjid tertua di Manado.

"Sisa-sisa keraton sudah tidak ada lagi karena terkena bom pada perang dunia ke II," kata Al Buchari, Imam Masjid Al Muttaqin tersebut.

Dahulu menurut Al Buchari, Kampung Jawa membentang luas dari kompleks rumah dinas gubernuran sekarang, di Kelurahan Bumi beringin sampai ke Pondol. Kampung Jawa merupakan tempat tinggal dari pengikut Kanjeng Ratu Sekar Kedaton dan para abdi dalem keraton.

"Ayah saya KH Abdurahman Al Buchari dulu sering ambil blasting (iuran) kepada mereka penghuni Kampung Jawa. Per bulannya 1 quart, setara 25 sen," katanya yang selama 20 tahun menjadi juru kunci makam.

Sekarang tinggal sedikit warga Jawa pengikut Kanjeng Ratu Sekar Kedaton yang tersisa di kompleks rumah dinas gubernuran tersebut.

"Dari semua tinggal satu saja abdi dalem keraton yang masih hidup, ayah dari Yasti Soepredjo, Bupati Bolaang Mongondow sekarang, yang lainnya sudah meninggal," ucapnya.

Awalnya kompleks pemakaman terbagi tiga, yakni untuk etnis Borgo, Cina dan Belanda. Pekuburan Cina dan Belanda sudah tidak ada lagi karena dibongkar dan dibangun Persekolahan Kristen Eben Haezar.

"Pekuburan Borgo tidak dibongkar karena ada makam Kanjeng Ratu Sekar Kedaton disitu, kalau kubur Belanda habis, kubur Cina juga habis," katanya.

Kini, setelah 20 tahun lamanya, Al Buchari tidak lagi menjadi juru kunci makam, tugasnya diambil alih Sukardi Soepredjo, ayah dari Yasti Soepredjo yang merupakan mantan abdi dalem keraton.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut