Musim Kemarau di Sulut Diprediksi Juni, Pekan Ini Masih Hujan
MANADO, iNews.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau di sebagian besar wilayah Sulawesi Utara (Sulut) terjadi pada bulan Juni mendatang. Kondisi cuaca pada sepekan ke depan masih didominasi hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Sulut.
"Hasil pemantauan terhadap anomali iklim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas yang terus melemah," kata Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi BMKG Sam Ratulangi Manado Ben Arther Molle di Manado, Kamis (1/4/2021).
Sedangkan pemantauan kondisi Indian Ocean Dipole Mode (IOD) diprediksi netral hingga September 2021.
Sementara beberapa wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat, yaitu di wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud.
Selanjutnya, Kabupaten Minahasa Utara bagian Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara bagian Selatan dan Kabupaten Minahasa Selatan bagian Selatan.
Sering terbentuknya pusat tekanan rendah (LPA) maupun sirkulasi siklonik di Bagian Utara Sulawesi Utara, wilayah Maluku dan Samudera Pasifik menyebabkan kondisi gradien angin atau streamline yang terbentuk yaitu adanya konvergensi udara (perlambatan udara) dan Shearline (belokan angin) di Sulut.
"Pada periode April dan Mei 2021 merupakan masa peralihan (pancaroba)," ujarnya.
Potensi pertumbuhan awan Cumulonimbus (CB) juga masih perlu diwaspadai di masa pancaroba yang dapat mengakibatkan kondisi ekstrem.
Cuaca yang dapat terjadi pada periode peralihan, yaitu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi yang singkat dan disertai angin sangat kencang, hujan es dan dapat terjadi puting beliung pada kondisi atmosfer lokal yang sangat labil.
Pada masa peralihan, perubahan cuaca signifikan menjadi cuaca buruk akan sering terjadi pada siang hingga malam hari.
"Masyarakat dan pemangku kepentingan perlu mewaspadai kondisi cuaca ekstrem yang dapat terjadi pada masa peralihan dan dapat menimbulkan kerugian terhadap aktivitas publik maupun penerbangan," ujar Ben.
Editor: Cahya Sumirat