Ada enam posko yang dibangun warga untuk melayani pengunjung yang datang. Hampir setiap rumah warga juga terbuka bagi siapa saja yang ingin menyantap apangi, kenal maupun tidak saling kenal.
Slogan Festival Apangi ke-7 menggunakan bahasa Gorontalo yakni “monga (makan), moduhengo (menambah), dan modelo (membawa)”. Artinya, pengunjung dapat makan sepuasnya dan membawa pulang kue apangi sebagai oleh-oleh.
Rizal menjelaskan festival tahun ini sangat dinantikan warga Dembe. Selama dua tahun berturut-turut festival tidak dilakukan besar-besaran, karena pandemi Covid-19.
Menurutnya semangat dari festival ini adalah merayakan tahun baru Islam, yang kemudian berkembang menjadi wisata religi sekaligus wisata kuliner sejak mendapat respons positif dari masyarakat luas.
“Karena itu Festival Apangi ini selalu dikunjungi ribuan warga dan wisatawan, bahkan sampai menimbulkan kemacetan luar biasa,” katanya.
Festival memang baru dibuka pada malam hari, tetapi kemacetan di ruas jalan tersebut sudah terasa sejak sore.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait