Selain TNBNW, kawasan yang juga menjadi habitat babi rusa adalah Suaka Margasatwa Nantu yang secara administrasi terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, dan Kabupaten Gorontalo Utara.
Pada tahun 1999, Suaka Margasatwa Nantu ditetapkan dengan luas 31.215 hektare, kemudian diperluas pada tahun 2010 menjadi 51.507,33 hektare berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 325/Menhut-II/2010.
Keberadaan hutan Nantu yang masih terjaga, memiliki arti penting untuk kelestarian habitat babi rusa.
Meskipun demikian, sebagaimana dikatakan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, bukan berarti kondisi Nantu bebas dari risiko dan ancaman.
Salah satu ancaman yang nyata adalah kegiatan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Boliyohuto, Kabupaten Gorontalo karena dikhawatirkan berdampak pada ekosistem hutan Nantu.
Untuk mempertahankan hutan ini, pihaknya mengusulkan perubahan HPT Boliyohuto menjadi taman hutan rakyat (tahura). Dengan lokasi HPT Boliyohuto yang berbatasan dengan Nantu, kerusakannya bisa berimbas terhadap hutan Nantu sebagai habitat babi rusa.
Dengan status tahura, kawasan itu juga dapat berfungsi sebagai zona penyangga bagi Nantu. Usulan perubahan kawasan tersebut sudah melalui kajian serta telah diajukan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Upaya tersebut diyakini dapat membantu melindungi kawasan Nantu serta mempertahankan kelestarian babi rusa di habitat alam setempat.
Editor : Cahya Sumirat
Artikel Terkait